MANAJEMEN PENDIDIKAN
DECISION
MAKING
Disusun
Oleh :
1.
Rais Candra (11.321.203)
2.
Candra Tri (11.321.204)
3.
Lina Arofatus Z . (11.321.205)
4.
Renis Eka M (11.321.206)
5.
Yosita Trikaherdika N. (11.321.207)
PROGAM STUDI BAHASA INGGRIS
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
IKIP PGRI MADIUN
TAHUN 2011 / 2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul
“Manajemen Pendidikan Decision Making” ini.
Karya
Tulis berjudul “Manajemen Pendidikan Decision Making” ini kami susun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
Dalam
penyusunan Karya Tulis ini penulis banyak mengalami kesulitan, tetapi atas
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan itu dapat
teratasi. Untuk itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1.
Bapak V. Teguh Suharto selaku Dosen
Pembimbing mata kuliah Manajemen Pendidikan yang telah membimbing kami selama
penulisan karya tulis ini.
2.
Teman-teman yang telah memberikan
dorongan yang tulus kepada penulis.
3.
Seluruh keluarga tercinta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas karya
tulis ini.
4.
Semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan karya tulis ini yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.
Penulis
yakin sepenuhnya tanpa bimbingan, arahan, dan petunjuk dari pihak-pihak
tersebut, karya tulis ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu
segala bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat menyampaikan rasa
hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta rasa terima kasih yang tak
terhingga. Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Akhirnya
penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang berkepentingan. Dan demi kesempurnaan penulisan karya tulis ini
sumbangan pemikiran dan kritik yang membawa kebaikan dengan senang hati akan
penulis perhatikan.
Madiun,
Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………….. i
Kata Pengantar ………………………………………………………………. ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ……………………………………………….... 1
1.2
Rumusan Masalah …………………………………………….. 1
1.3
Tujuan Penelitian ……………………………………………… 1
1.4
Manfaat Penelitian …………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Definisi Decision Making ………………………………………. 2
B.
Pentingnya Decision Making dalam Manajemen atau
Organisasi Pendidikan …………………………………………. 3
C.
Fungsi dan Peranan Decision Making Dalam Manajemen
pendidikan ………………………………………………………. 5
D.
Aplikasi Decision Making
dalam Pendidikan…………………. 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan …………………………………………………….. 11
B.
Saran ……………………………………………………………. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembuatan keputusan merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam organisasi dan manajemen. Pembuatan keputusan bukan hanya
fungsi dari pimpinan, tetapi juga proses partisipasi seluruh anggota untuk
meningkatkan fungsi-fungsi manajemen. Bagi pimpinan pembuatan keputusan itu
merupakan salah satu fungsi yang tidak dapat dihindari, sebab tanpa pembuatan
keputusan fungsi kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan dan fungsi manajemen
tidak berjalan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Dalam bidang pendidikan,
penyelenggaraan pendidikan hanya mungkin dilaksanakan bila didasarkan atas
kebijakan dan perencanaan yang menyeluruh dan mantap untuk menghadapi masa
depan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan judul penelitian di atas rumusan masalah yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah definisi dari Decision Making ?
2.
Mengapa Decision
Making penting dalam manajemen ataupun Organisasi Pendidikan?
3.
Apakah fungsi dan peranan dari Decision Making
tersebut ?
4.
Bagaimana aplikasi dari Decision Making dalam
Pendidikan ?
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Memahami pengertian dari Decision Making.
2.
Menambah wawasan akan pentingnya Decision
Making dalam manajemen maupun Organisasi Pendidikan.
3.
Mengembangkan pengetahuan atau wawasan bagi
pembaca tentang fungsi dan peranan dari decision making tersebut.
4.
Meningkatkan kesadaran bagi masyarakat luas
akan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap pengaplikasian Decision Making
dalam Pendidikan.
1.4 Manfaat
Penelitian
Adapun berbagai manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Diharapkan masyarakat luas dapat memahami
secara lebih detai mengenai definisi Decision Making.
2.
Diharapkan agar pembaca dapat memperoleh
berbagai pengetahuan yang diperlukan mengenai fungsi dan peranan dari Decision
Making.
3.
Diharapkan kepedulian dari masyarakat luas
akan pentingnya pengaplikasian Decision Making dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Decision Making (Pengambilan Keputusan)
Setiap
orang selalu terlibat didalam tindakan pembuatan keputusan atau decision
making,bahkan mungkin harus dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah yang
sederhana sampai dengan yang kompleks, dan menuntut pertimbangan banyak dan
mendalam.
v Pengertian
Pembuatan
keputusan atau decision making ialah proses memilih atau menentukan berbagai
kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti.
Pengambilan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus:
Pengambilan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus:
a.
Membuat prediksi ke depan
b.
Memilih salah satu diantara dua
pilihan atau lebih
c.
Membuat estimasi (prakiraan)
mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas.
Menurut
Ralf C. Davis, pengambilan keputusan adalah keputusan dapat dijelaskan sebagai
hasil pemecahan masalah, selain itu juga harus didasari atas logika dan
pertimbangan, penetapan alternatif terbaik, serta harus mendekati tujuan yang
telah di tetapkan. Menurut Mary Follet pengambilan keputusan adalah seorang
pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti: logika, realita,
rasional, dan pragmatis.
Menurut
James A.F.Stoner secara umum pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan
yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan atau proses memilih tindakan
sebagai cara pemecahan masalah.
Pembuatan
keputusan disamping dilakukan dalam kehidupan dilakukan pula dalam
bidang-bidang seperti psikologi, kedokteran, ekonomi, pendidikan, ilmu politik,
teknologi, rekayasa, managemen, dan geografi (Halpern, 1996;Matlin 1989).
Pembuatan keputusan juga dapat diartikan sebagai proses memilih diantara dua
alternatif atau lebih, memprediksi situasi ke depan atau menaksir frekuensi
suatu kejadian berdasarkan bukti dan terbatas. Dengan demikian, seseorang yang
sedang membuat suatu keputusan sebenarnya ia menghadapi situasi yang tidak
pasti (uncertainly). Fungsi pengambilan keputusan adalah individu atau kelompok
baik secara insitusional ataupun organisasional, sifatnya furistik. Tujuan
pengambilan keputusan :
1.)
Bersifat tunggal
(hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain)
2.)
Bersifat ganda
(masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak
kontradiktif)
B.
Pentingnya Decision Making dalam Manajemen atau Organisasi
Pendidikan
Dalam
sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang senantiasa membuat keputusan
atau Decision Making. Pengaruh dari keputusan tersebut akan menjangkau masalah
dari yang “sepele” sampai pada masalah yang vital bagi kelangsungan hidup
organisasi, atau dengan kata lain, semua keputusan memiliki pengaruh baik besar
atau kecil pada kinerja organisasi tersebut. “Pengambilan Keputusan” melukiskan
proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk memecahkan suatu
masalah tertentu. Huber membedakan pengambilan keputusan dari “penentuan
pilihan” dan “pemecahan masalah”. Kualitas keputusan manajer adalah ukuran
efektifitas mereka dan nilai mereka bagi organisasi. Suka atau tidak suka
manajer dinilai atau dihargai atas dasar pentingnya, jumlahnya, dan hasil-hasil
keputusan mereka.
1. Jenis
Keputusan
Manajerial
Manajer
sebagai pembuat keputusan adalah seorang pemecah masalah, yaitu dengan memilih
salah satu dari alternatif-alternatif yang tersedia, atau menemukan alternatif
lain yang berbeda secara berarti dengan alternatif sebelumnya. Dalam manajemen
keputusan dikategorikan dalam 2 jenis yaitu keputusan terprogram
(programmed decisions) dan keputusan tak terprogram
(nonprogrammed decisions). Keputusan terprogram adalah
keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan, peraturan, ataun prosedur
tertentu. Setiap organisasi nmempunyai kebijakan tertulis
atau tidak tertulis yang mempermudah
pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang-ulang dengan membatasi atau
meniadakan alternatif.
Keputusan
terprogram digunakan untuk mengatasi masalah yang rumit maupun yang sepele.
Bila suatu masalah terjadi lagi dan jika unsur komponennya dapat ditentukan,
diramalkan, atau dianalisis, maka masalah tersebut dapat dipecahkan dengan
pengambilan keputusan terprogram. Sebaliknya, keputusan tidak terprogram adalah
keputusan untuk memecahkan masalah yang luar biasa atau masalah istimewa. Jika
suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup oleh suatu kebijakan
atau sedemikian penting sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka masalah
tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terprogram.
2. Proses
Pengambilan
Keputusan
Rantai proses
pengambilan keputusan adalah sebagi berikut:
a.
Menetapkan
sasaran dan tujuan serta mengukur hasil
Penetapan
saran dan tujuan yang rasional akan mengarahkan hasil yang akan dicapai dan
alat ukur untuk meniali tercapai tidaknya hasil tersebut.
b.
Identifikasi
masalah
Identifikasi
terhadap masalah secara tepat bersifat mutlak, dan harus mencermati
faktor-faktor yang bmerupak kendala yang meliputi: masalah persepsi, masalah
diidentifikasi secara solusi, identifikasi gejala sebagai masalah.
c.
Mengembankan
alternatif
Mengembangkan
alternatif merupakan suatu proses pencarian untuk meneliti lingkungan internal
dan eksternal organisasi guna memperoleh informasi sehingga dapat dikembangkan menjadi alternatif yang memungkinkan.
d.
Mengevaluasi
alternatif
Sekali
alternatif telah dilaksanakan secara temporal haruslah diikuti dengan evaluasi
dan perbandingan. Hubungan antara “alternatif dengan hasil” didasarkan atas tiga kondisi yaitu: kepastian,
ketidakpastian dan resiko.
e.
Memilih
alternatif
Diperlukan
kecermatan berpikir dan bertindak dalam pemilihan alternatif, apalagi pada
tingkat keputusan manejerial.
f.
Mengimplementasi
keputusan
Sebuah
keputusan yang tidak diimplementasikan tidak lebih dari sebuah abstraksi
belaka. Dengan kata lain, suatu keputusan mesti secara efektif
diimplementasikan agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
g.
Mengendalikan
dan mengevaluasi
Manajemen
yang efektif melibatkan pengukuran periodik terhadap hasil. Hasil aktual
dibandingkan dengan rencana dan perubahan harus dibuat jika terjadi deviasi.
Hal ini menunjukan pentingnya pengukuran hasil, atau dengan kata lain tanpa adanya
pengukuran berati tidak ada penilaian terhadaap prestasi kerja.
C.
FUNGSI DAN PERANAN DECISION MAKING
Menurut
M.Iqbal (2004) pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara-cara
pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1. Pangkal permulaan dari semua
aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara
kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristik,
artinya bersangkut-paut dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana
efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Sementara, tujuan pengambilan keputusan dapat
dibedakan atas dua, yaitu sebagai berikut :
v Tujuan yang bersifat tunggal
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal
terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah,
artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain.
v Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan pengambilan keputusan yang
bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih
dari satu masalah, artinya satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan
dua masalah atau lebih, yang sifatnya kontradiktif atau yang tidak bersifat kontradiktif.
1.
Empat Fungsi untuk Decision Making yang Efektif
Hirokawa
dan Gouran menganalogikan kelompok-kelompok kecil sebagai sistem biologi.
Masing-masing memiliki fungsi tersendiri. Agar suatu sistem dapat menjalankan
fungsinya denang baik, diperlukan suatu jalur atau cara. Hirokawa dan Gouran
melihat proses decision making dalam suatu kelompok perlu memenuhi 4 syarat
untuk mengahasilkan solusi atau keputusan high-quality. Mereka menyebutnya
sebagai requisite functions (fungsi-fungsi yang diperlukan) dalam proses
decision making, yang terdiri atas:
1)
Analisis masalah
Sedikit
saja ada pemahaman yang keliru tentang situasi yang tengah terjadi, akan
mempengaruhi keputusan final. Menurut Hirokawa, contoh jelas tentang analisis
yang salah adalah gagal mengenali sebuah ancaman yang potensial ketika ancaman
itu benar-benar eksis. Setelah orang mengetahui apa yang dibutuhkan, mereka
harus menemukan sifat-sifat, tingkatan, dan apa saja penyebab masalah itu.
2)
Merumuskan tujuan
Sebuah
kelompok harus sadar apa yang ingin mereka raih dalam kelompok itu. Karenanya,
kelompok harus membangun kriteria untuk menilai alternatif solusi yang
ditawarkan. Jika kelompok gagal memenuhi syarat ini, sepertinya keputusan yang
diambil akan lebih dikendalikan oleh politik dan kekuasaan dari suatu pihak,
daripada alasan yang rasional.
3)
Identifikasi alternatif-alternatif yang mungkin ada
Hirokawa dan
Gouran menekankan pentingnya menyusun solusi-solusi alternatif yang bisa
dipilih anggota kelompok. Menurut mereka, jika tidak ada anggota yang
menawarkan solusi alternatif yang mungkin digunakan, maka solusi yang
ditawarkan relatif sedikit, dan kemungkinan menemukan jawaban yang tepat dan
dapat diterima, juga rendah.
4)
Mengevaluasi karakteristik-karakteristik positif dan
negative
Setelah
mengidentifikasi solusi-solusi alternatif, peserta diskusi harus ‘mengetes’
kebaikan-kebaikan relatif dari tiap-tiap pilihan dengan kriteria-kriteria yang
penting menurut kelompok. Perbandingan ini tidak terjadi secara otomatis. Di
dalam setiap kelompok, perlu ada individu-individu yang mampu mengingatkan
kelompok tentang sisi positif dan negatif dari setiap alternatif yang diajukan.
2.
Peranan Decision
Making atau Pembuatan Keputusan
Pembuatan keputusan adalah bagian
kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila
manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut
keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat
manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi
yang akan dicapai, sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang
akan melaksanakna setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu
melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Pembuatan keputusan (decision
making) menggambarkan proses melalui serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai
penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan
dari pembuatan pilihan (choice making) dan dari pemecahan masalah (problem
solving). Dipihak lain, banyak penulis dan manajer menggunakan istilah
“pembuatan keputusan dan pemecahan masalah” sebagai istilah yang dapat dipertukarkan,
dan dalam bab ini akan digunakan istilah pembuatan keputusan yang mencakup
artian keduanya.
v Macam-Macam Keputusan
a.
Keputusan Auto Generated
Keputusan
semacam ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan, mepertimbangkan
data, informasi, fakta, dan keputusan lapangannya. Keputusan auto generated ini kurang
baik, sebab resikonya tinggi.
b.
Keputusan Induced
Keputusan
induced diambil berdasarkan scientific managemen atau managemen ilmiah,
sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk dilaksanakan dan resikonya
relative kecil; cuma proses pengambilan keputusan lebih lambat. Pengambilan
keputusan adalah manajer (pemimpin) baik secara “individual decision maupun
group decision” yang mempunyai kewenangan untuk memutuskannya.
c.
Individual Decision
Keputusan “hanya”
ditetapkan oleh seorang manajer; sedang para bawahan hanya dapat berpartisipasi
memberikan saran-saran, pendapat-pendapat, dan informasi saja, tetapi tidak
berhak untuk ikut memutuskannya.
·
Kebaikannya:
1.
Keputusan dapat diambil secara cepat.
2.
Penanggungjawab keputusan itu jelas.
3.
Biaya pengambilan keputusan relatif kecil.
4.
Kecakapan seorang manajer dapat dimanfaatkan.
·
Keburukannya:
1. Keputusan itu kurang baik,
sebab kemampuan decision maker terbatas.
2. Prestise manajer akan
berkurang, jika keputusannya ternyata salah.
3. Realisasi keputusan
mengalami kesulitan, sebab para bawahan kurang meresapinya.
4.
Pembinaan bawahan kurang diperhatikan, karena mereka tidak diikutkan
dalam menetapkan keputusan, akibatnya kesinambungan pimpinan oganisasi kurang
terjamin.
d.
Group Decision
Keputusan itu ditetapkan
oleh para anggota grup, baik atas hasil mufakat dan musyawarah, maupun atas
voting. Dalam proses pengambilan keputusan anggota grup ikut berperan aktif
membicarakan tujuan dari “keputusan, resiko, dan dampak keputusan serta ikut menetapkan
keputusan tersebut”.
·
Kebaikannya:
1.
Keputusan relatif lebih baik, logis, ideal, sebab merupakan hasil pemikiran
dari beberapa orang.
2.
Kecenderungan untuk bertindak otoriter dapat dihindarkan.
3.
Kerjasama relatif akan dapat ditingkatkan diantara sesama anggota grup.
4.
Resiko dan dampak negatif dari keputusan semakin kecil.
5.
Pembinaan para anggota grup akan lebih baik.
·
Keburukannya:
1.
Pengambilan keputusan relatif lama, bahkan sering bertele-tele.
2.
Biaya pengambilan keputusan relatif lebih banyak.
3.
Penanggungjawab keputusan kurang jelas.
4.
Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara.
Group
decision ini hanya dapat ditetapkan dalam organisasi komite dan dalam pimpinan
presidium saja, dimana para anggota mempunyai hak suara yang sama, misalnya
dalam MPR, DPR, dan Koperasi.
3.
Basis Pengambilan Keputusan
Basis
pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh manajer (decision
maker) biasanya didasarkan atas:
a. Keyakinan
b. Intuisi
c. Fakta-fakta
d. Pengalaman
e. Kekuasaan
4.
Tehnik-Tehnik Pengambilan Keputusan
Manajer
dalam pengambilan keputusan dapat melakukannya dengan tehnik-tehnik :
1)
Operation riset yaitu dengan
menggunakan metode-metode scientific (yang meliputi tehnik-tehnik matematis)
dalam analisis dan pemecahan suatu masalah tertentu—penerapan tehnik ini adalah
usaha inventarisasi.
2)
Linear programming yaitu dengan menggunakan rumus-rumus matematik
yang disebut juga faktor analysis.
3)
Gaming war games yaitu dengan
teori yang biasanya digunakan untuk menentukan strategi.
4)
Probability yaitu dengan teori kemungkinan yang dapat diterapkan pada kalkulasi
rasional atas hal-hal yang tidak normal, mengenai sebuah keputusan yang dipertimbangkan
dan diperhitungkan.
5)
Ranking and statistical weighting yaitu dengan cara :
(a)
Melokalisasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi keputusan terakhir.
(b) Menimbang faktor-faktor yang dapat
dibandingkan dan yang tercakup didalam setiap alternatif.
5. Faktor-faktor
penolong pengambilan keputusan
Faktor-faktor penolong
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
·
Harus diperhatikan emosi dan aturan-aturan,baik yang tangibles maupun
intangibles.
·
Setiap keputusan harus mendorong tercapainya tujuan.
·
Suatu keputusan tidak selalu memuaskan semua pihak.
·
Hanya ada satu pilihan yang paling memuaskan atau terbaik.
·
Pengambilan keputusan adalah mental action dan harus di transfer ke
dalam physical action.
·
Pengambilan keputusan yang efektip memerlukan waktu, dana, data, informasi dan fakta yang
cukup.
·
Membuat keputusan dalam prakteknya,membutuhkan kecakapan, pengalaman,
dan imajinasi pengambilan keputusan merupakan awal dan mata rantai aktivitas.
·
Setiap keputusan harus dilaksanakan. Setiap pengambilan keputusan tentu disertai
dengan konsekuensinya, sehingga pengambil keputusan perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut;
1.
Kejelasan
tujuan
Proses
pengambilan keputusan mempersyaratkan kejelasan arah dan tujuan organisasi. Pemahaman
akan tujuan baik tujuan jangka panjang
maupun tujuan jangka pendek sangat membantu dalam memanfaatkan dan menetapkan
prioritas sehingga tidak perlu mengambil tindakan yang kurang bermanfaat.
2.
Kebutuhan
akan fakta
Pengambilan
keputusan merupakan proses yang berkesinambungan. Setiap langkah yang diambil
merupakan selangkah untuk maju, artinya apabila langkah pertama menghadapi
masalah, beberapa tindakan harus diambil. Maka pada langkah kedua benar-benar
memahami masalah dan situasi yang dihadapi.untuk itu pada pengambilan keputusan
administrator atau manajer perlu mengumpulkan fakta. Semakin banyak fakta, semakin
sedikit waktu yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
3.
Secara
teori dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan berbagai alternatif.
4.
Menyeleksi
tindakan
Seleksi tindakan
dapat dilakukan melalui vooting, konsensus atau keputusan administrator (manajer)
sendiri tindakan terbaik untuk melakukan pemecahan masalah adalah tindakan yang
mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Seleksi tindakan dalam pengambilan
keputusan sangat berkaitan dengan gaya pribadi, nilai , kepercayaan, skill, dan
lain-lain.
Dengan uraian yang dikemukakan
diatas, jelas bahwa pengambilan keputusan sangat penting dalam memecahkan
masalah, bahkan sebagai inti kegiatan manajemen.
D.
Aplikasi Decision Making dalam Pendidikan
Model
Pembelajaran Decision Making merupakan salah satu model dengan cara mengelompokkan
peserta didik menjadi kelompok kecil. Pada pembelajaran kooperatif model
Decision Making siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil dengan
pengaturan setiap anggota kelompok saling belajar dan membelajarkan yang
terfokus pada keberhasilan yang dicapai oleh seorang anggota kelompok akan berpengaruh
terhadap keberhasilan kelompoknya.
v Langkah – langkah penerapan Decision
Making sebagai berikut:
1. Guru menginformasikan tujuan dan
perumusan masalah.
2. Secara klasikal tayangan gambar,
kasus permasalahan yang sesuai dengan materi pelajaran atau kompetensi yang
diharapkan.
3. Buatlah pertanyaan agar peserta
didik diminta mengidentifikasi permasalahan dengan gambar.
4. Secara berkelompok peserta didik
diminta mengidentifikasi permasalahan dan
membuat alternatif pemecahannya.
membuat alternatif pemecahannya.
5. Secara kelompok atau individu
peserta didik diminta mengemukakan alasan mereka memilih alternatif tersebut.
6. Secara kelompok atau individu
peserta didik diminta mencari penyebab terjadinya masalah tersebut.
7.
Secara
berkelompok atau individu peserta didik diminta mengemukakan tindakan untuk mencegah
terjadinya masalah tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Definisi dari Decision Making adalah proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara
situasi-situasi yang tidak pasti. Dimana pengambilan keputusan terjadi di dalam
situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi ke depan, memilih
salah satu diantara dua pilihan atau lebih, dan membuat estimasi (prakiraan)
mengenai frekuensi kejadian berdasarkan bukti-bukti yang terbatas. Dalam sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang
senantiasa membuat keputusan atau Decision Making. Pengaruh dari keputusan
tersebut akan menjangkau masalah dari yang “sepele” sampai pada masalah yang vital
bagi kelangsungan hidup organisasi, atau dengan kata lain, semua keputusan
memiliki pengaruh baik besar atau kecil pada kinerja organisasi tersebut.
Decision Making memiliki fungsi
yaitu sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan
terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional
maupun secara organisasional. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya
bersangkut-paut dengan haridepan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau
pengaruhnya berlangsung cukup lama. Pembuatan keputusan adalah bagian kunci
kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan peranan penting, terutama bila manajer
melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan menyangkut keputusan-keputusan
sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat manajer.
Dalam proses
perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang akan dicapai,
sumber daya-sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakna
setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perenacanaan itu melibatkan
manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas
keputusan-keputusan manajer akan menentukan efektifitas rencana yang disusun. Dengan
uraian yang dikemukakan diatas, jelas bahwa pengambilan keputusan sangat
penting dalam memecahkan masalah, bahkan sebagai inti kegiatan manajemen.
B.
Saran
Setelah memahami beberapa penjelasan yang telah disebutkan dalam
pembahasan awal makalah sebelumnya. Hendaknya dalam pengaplikasiannya di
pendidikan perlu diperhatikan secara terperinci mengengingat decisison making
merupakan kunci dari kegiatan menajer. Perlu diperhatikan bahwa decision making
sebagai pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia, memiliki kaitan dengan
masa yang akan datang dimana efeknya akan berlangsung cukup lama. Oleh karena
itu pengambilan keputusan tersebut tidak bisa dilakukan dengan sembarangan
tanpa pemikiran yang matang terlebih dahulu. Sehingga biasanya basis
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer (Decision Maker) biasanya
didasarkan atas keyakinan terhadap diri sendiri maupun orang lain, intuisi,
fakta-fakta yang terjadi di lapangan, pengalaman yang selama ini pernah
dialaminya, dan juga kekuasaan yang selama ini dipegangnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif.
Srikandi. Surabaya.
2.
Shaleh, Rahman, Abdul dan Wahab,
Abdul, Muhbib. 2004. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persfektif Islam. Prenada
Media. Jakarta.